Manusia : Makhluk individu yang hidup di lingkungan sosial

Individu merupakan bagian terkecil dalam masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai makhluk sosial, seorang individu tidak dapat berdiri sendiri, saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya, dan saling mengadakan hubungan sosial di tengah–tengah masyarakat. Contoh bentuk proses sosial yang paling umum adalah interaksi sosial yang disadari atau tanpa disadari telah berjalan dengan sendirinya, seolah menjadi kesepakatan diantara mereka (masyarakat). Kebanyakan dalam masyarakat melakukan komunikasi secara langsung/ lisan dengan berbagai saluran seperti arisan, pengajian, duduk-duduk di depan rumah dan lain sebagainya.
Dalam proses sosial ada yang dinamakan Assosiatif (hubungan yang positif)  dan Dissosiatif (hubungan yang negatif). Kehidupan manusia sebagai anggota dari masyarakat takkan bisa terlepas dari proses assosiatif dan dissosiatif tersebut. Contoh assosiatif diantaranya : akulturasi, asimilasi, difusi, dll. Sedangkan contoh dissosiatif diantaranya : konflik, persaingan, kontravensi dll. Biasanya, adanya konflik ini disebabkan oleh jauhnya stratifikasi dalam masyarakat. Bisa stratifikasi dalam hal sosial maupun ekonomi.
Menurut JJ. Rousseau : “Manusia merupakan makhluk baik, masyarakat yang membuat manusia jahat (mementingkan diri sendiri dan bersifat merusak. Negara berfungsi untuk memungkinkan manusia untuk mendapatkan kembali sifat kebaikannya yang asli”.
Memang benar bahwa pada dasarnya manusia merupakan makhluk yang baik, seorang individu dalam pertumbuhkembangan tak dapat terlepas dari peranan keluarga dalam membentuk pertahanan terhadap serangan penyakit sosial sejak dini. Keluarga merupakan tempat pertama dalam pembentukan karakter dari perilaku suatu individu dalam perkembangannya sebagi makhluk sosial. Keluarga akan senantiasa mengajarkan individu hal-hal yang dianggap baik.
Setelah keluarga, media sosialisasi selanjutnya adalah teman sepermainan, lingkungan sekolah dan lingkungan sosial (masyarakat). Dan perilaku masyarakat inilah pula yang turut berperan dalam menentukan pola perkembangan suatu individu.
Jadi benar yang dikatakan oleh JJ. Rousseau diatas, bahwa masyarakat membuat manusia jahat, karena dalam kehidupan sosial tak dapat dipungkiri selalu terjadi stratifikasi atau diferensiasi yang dapat membuat manusia melakukan hal-hal yang diluar batas/penyalahgunaan atau perilaku yang menyimpang. Dan cara penanggulangannya bisa dengan melakukan pendekatan persuasif (menasehati, mengingatkan), bisa pula dengan pendekatan koersif, yakni dengan menggunakan sanksi yang jelas (bisa juga melibatkan negara, dalam arti hukum).

Related Post



Posting Komentar